Sabtu, 21 Januari 2017

DAYA PEMBEDA (DP) DAN TINGKAT KESUKARAN (TK)

A.       Daya Pembeda (DP)
Perhitungan daya pembeda soal adalah merupakan pengukuran untuk mengetahui sejauh mana suatu butir soal dapat membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan yang belum menguasai kompetensi. Semakin tinggi daya pembeda, berarti butir soal tersebut semakin mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan siswa yang belum menguasai kompetensi. (Arifin, 2013 :  273)
Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda (DP) menurut Arifin (2013 :  273) adalah:
Keterangan :
DP     =  daya pembeda
WL  =   jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah
WH   =   jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas
n        =   27% x N
Kriteria daya pembeda yang dikembangkan oleh Ebel (Arifin, 2013 : 274) adalah sebagai berikut :
Kurang dari 0,19             =  Jelek
0,20 – 0,29                    =  Cukup
0,30 – 0,39                     =  Baik
Lebih dari 0,40              =  Sangat Baik

B.       Tingkat Kesukaran (TK)
Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran (TK) instrument menurut Arifin (2013 : 266) adalah sebagai berikut : 
Keterangan :
WL        =     jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah.
WH        =     jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas.
nL          =     jumlah kelompok bawah.
nH         =     jumlah kelompok atas
Kriteria tingkat kesukaran menurut Arifin (2013 : 270) sebagai berikut :
< 0,27                 =  mudah
0,28 – 0,72         =  sedang
>.0,72                 =  sukar

Untuk Lebih jelaskan berikut adalah contoh perhitungan Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran dengan menggunaan MS Excell.