Alang-alang adalah merupakan tumbuhan yang hidup liar di lahan kosong yang tidak terurus atau merupakan gulma pada lahan pertanian. Di daerah pedesaan tumbuhan alang-alang biasanya dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat atap gubug atau pengganti kuas cat. Apabila kita pelajari secara lebih jauh, ternyata manfaat alang-alang tidak hanya sebatas itu. Dalam bidang kesehatan si gulma liar ini banyak sekali manfaatnya. Kita tidak menyangka bahwa manfaat dari gulma liar yang satu ini luar biasa.
Klasifikasi
Kingdom
|
:
|
Plantae
|
Divisio
|
:
|
Spermatophyta
|
Sub Divisio
|
:
|
Magnoliophyta
|
Class
|
:
|
Liliopsida
|
Ordo
|
:
|
Poales
|
Famili
|
:
|
Poaceae
|
Genus
|
:
|
Imperata
|
Species
|
:
|
Imperata cylindrica
|
Nama lain
Alang-alang disebut Imperata cylindrica (L.)
Beauv. var. mayor (Nees) C.E.Hubb., atau Imperata arundinacea Cyrillo
atau Lagurus cylindricus L.
Nama Daerah
Tanaman ini dikenal dengan nama daerah ìlalang,
hilalang atau kambengan. Bali :
Ambengan, Lalang, Ambon : Weli, Welia. Philipina : Kogon, China : Bai mao gen.
Jepang : Chigaya. Inggris : Blady grass, cogon grass. Aceh : Naleueng lakoe,
jih, rih, ri. Minangkabau : Alang-alang, hilalang. Lampung : Lioh. Jawa barat (Sunda)
: Eurih. Jawa : Alang-alang, Kambengan. Madura : kebut, lalang. Maluku : ri,
weli, weljo, kuso, kusu-kusu, Irian : gombur, ruren, mesofou, ukua, mentahoi,
matawe, urnamu, omasa. Nusa Tenggara : ambengan, re, ati ndlo, witu, kii, luo.
Sulawesi : he, padang, padanga, padongo, deya, reja.
SIFAT KIMIAWI
Kandungan kimia yang sudah diketahui, antara lain
manitol, glukosa, sakharosa, malic acid, citric acid, coixol, arundoin,
cylindrin, fernenol, simiarenol, anemonin, asam kersik, damar, logam alkali. Arundoin,
isoarborinol, silindrin, simiarenol, kampesterol, stigmasterol, B-sitistrol,
skopoletin, skopolin, manitol, p-hidroxibenzaladehida.
EFEK FARMAKOLOGIS
Tumbuhan ini bersifat : anti piretik (menurunkan
panas), diuretik, (peluruh kemih), hoemostatik (menghentikan pendarahan),
menghilangkan haus, masuk meridian paru lambung dan usus kecil. Dalam
farmakologi Cina disebut tumbuhan ini memiliki rasa manis dan sejuk.
MANFAAT DAN CARA
PENGGUNAANYA
- Hepatitis akut menular . Akar ákering 60 gram digodok dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1gelas. Dibagi 2 kali minum. 10 hari untuk 1 pengobatan.
- Muntah darah. Akar segar 30 - 60 gram, dicuci bersih, dipotong-potong, digodok dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Minum setelah dingin.
- Kencing nanah. Akar segar 300 gr dicuci bersih, dipotong-potong seperlunya, digodok dengan 2.000 cc air bersih sampai tersisa 1.200 cc, ditambah gula batu secukupnya. Dibagi 3 kali minum atau sebagai teh. Sepuluh hari untuk 1 pengobatan.
- Mimisan Akar segar dicuci bersih, ditumbuk dan diperas airnya sampai terkumpul 100 cc, minum. Atau 30 gram akar segar dicuci bersih lalu digodok dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas, minum.
- Radang ginjal akut. Cuci bersih 60 - 120 gr akar segar, dipotong-potong seperlunya dan digodok dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas air. Dibagi untuk 2 - 3 kali minum. Rebus 60 - 120 gram pegagan segar, minum secara rutin.
- Air kemih berdarah. Rebus 100 gram akar segar dengan 2.000 cc air sampai tersisa 1.000 cc.
- Rasa haus pada penyakit campak. Rebus 30 gr akar, minum sebagai teh.
- Haid tidak teratur. Akar alang-alang 5 jengkal; daun sembung legi 5 lembar; daun kumis kucing 11 lembar; daun seribu 1/2 genggam; temulawak sebesar telur ayam. Semua bahan dibersihkan dan dipotong kecil kemudian direbus dengan 5 gelas air hingga tersisa 3 gelas. Angkat dan saring. Jamu ini diminum selama 5 hari menjelang haid.
Sumber :
Suryo,
J. (2010), Herbal Penyembuh Wasir dan Kanker Postrat. Yogyakarta : B First
Soenanto,
H. (2009), 100 Resep Sembuhkan Hipertensi, Asam Urat dan Obesitas, Jakarta : PT
Elexmedia Komputindo.
Tarsono,
L. (2008). Tanaman Obat & Jus Untuk Mengatasi Penyakit Jantung, Hipertensi,
Kolesterol dan Dtroke, Jakrta : Agromedia Pustaka.
Harmanto,
N. (2007). Herbal Untuk keluarga : Jus Herbal segar dan Menyehatkan, Jakarta :
PT Elexmedia Komputindo.
Wijaya
Kusuma, H dan Dalimartha, S. (1988). Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Darah
Tinggi, Bandung : Niaga Swadaya.