Sumber : Halodoc
Ditinjau oleh : dr. Rizal Fadli
Ditinjau oleh : dr. Rizal Fadli
07 December 2019
Tingkat
emosi tiap orang memang berbeda-beda. Ada orang yang bisa mengendalikan
emosinya dengan baik, tetapi ada juga orang yang gampang marah atau tersulut
emosinya. Marah sebenarnya adalah emosi yang normal, sama halnya seperti
menangis atau tertawa. Namun, bila kamu mudah sekali marah, bahkan tanpa sebab,
kondisi ini tidak hanya dapat berdampak buruk bagi orang-orang di sekitar kamu,
tetapi marah tanpa sebab juga bisa menjadi pertanda dari kondisi kesehatan
tertentu.
Seseorang
marah biasanya disebabkan oleh berbagai hal, misalnya karena tersinggung,
merasa tidak adil, kecewa, dan sebagainya. Namun, beberapa kondisi kesehatan
tertentu kadang-kadang bisa memicu seseorang untuk marah walaupun tidak ada
penyebabnya. Berikut ini kondisi kesehatan yang memicu kemarahan:
1. Hipertiroidisme
Salah
satu penyebab orang marah tanpa sebab adalah hopertiroidisme. Ini
adalah kondisi kesehatan di mana kelenjar tiroid memproduksi hormon
tiroid terlalu banyak. Hipertiroidisme lebih sering dialami oleh wanita.
Hormon
tiroid adalah hormon yang mengendalikan sistem metabolisme dalam tubuh kamu.
Bila jumlahnya berlebihan, hipertiroidisme dapat menyebabkan kamu gelisah,
gugup dan sulit berkonsentrasi. Menurut Dr. Neil Gittoes, seorang ahli
endokrinologi di University Hospital Birmingham, hipertiroidisme adalah alasan
seseorang mudah marah, bahkan tanpa sebab.
2. Borderline Personality Disorder (BPD)
Borderline
Personality Disorder (BPD)
atau yang disebut juga gangguan kepribadian ambang adalah gangguan mental yang
ditandai dengan suasana hati dan citra diri yang sering berubah-ubah serta
memiliki perilaku impulsif. Menurut The Mighty, banyak pengidap BPD yang
mengalami kemarahan yang tidak terkendali karena masalah pengabaian. Mereka
cenderung meledak pada orang-orang terdekat karena mengekspresikan semua
kemarahan yang berakar sejak masih kanak-kanak, yaitu ketika orangtua atau
orang lain yang dekat dengannya meninggalkan mereka.
3. Diabetes
Seorang
pengidap diabetes yang
kekurangan gula darah juga bisa marah-marah tanpa sebab. Hal itu terjadi karena
ketidakseimbangan kadar gula pada tubuh juga dapat memengaruhi keseimbangan
serotonin dalam otak. Akibatnya, pengidap akan menjadi lebih agresif, mudah
marah, kebingungan, bahkan terserang panik.
4. Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)
Marah-marah
tanpa sebab juga bisa menjadi gejala dari fluktuasi hormon yang dapat terjadi
pada kasus premenstrual
dysphoric disorder atau PMDD. PMDD merupakan bentuk yang lebih
parah dari PMS (premenstrual
syndrome) yang dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang intens
pada pengidapnya. Namun, kebiasaan sehat, seperti berolahraga dan makan-makanan
bergizi seimbang dapat mengendalikan PMDD. Kadang-kadang, pemberian obat
psikiatris dan terapi hormon juga diperlukan. Bila kamu sering marah-marah
menjelang periode menstruasi kamu, jangan menganggap bahwa hal itu hanyalah
gejala PMS biasa. Segera bicarakanlah pada dokter bila hal itu berdampak
signifikan pada hidup kamu.
5. Depresi
Marah-marah
atau mudah tersinggung adalah tanda-tanda depresi yang jarang diketahui orang
banyak. Kurang dari 1 persen orang yang mengalami depresi mengalami serangan
kemarahan, sekitar 10 persen menjadi mudah marah selama episode dan 40 persen
menunjukkan ledakan kemarahan.
6. Gangguan Bipolar
Meskipun
tidak selalu, tetapi kadang-kadang, kemarahan, perilaku agresif dan ledakan
kemarahan dapat menjadi gejala gangguan bipolar. Gejala tersebut terjadi
mungkin sebagai akibat kurang tidur atau depresi. Gangguan bipolar juga
mencakup manik berenergi tinggi yang dapat berganti dengan episode depresi.
Namun, gangguan mental ini dapat diobati dengan terapi dan obat-obatan.
Referensi :
Bustle. Diakses pada 2019. Why Am I Mad For No Reason? 7 Common Causes Of Rage Attacks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar